Sejarah Penemuan Balon Udara
Pada tahun 1709 di Lisbon, Bartolomeu de Gusmo berhasil membuat balon yang dapat bergerak naik di dalam suatu ruangan setelah udara di dalam balon dipanaskan. Dia juga membuat balon Passarola yang berhasil terbang dari Benteng Saint George sejauh sekitar satu kilometer.
Kemudian tahun 1766, Joseph Black berkeyakinan bahwa balon yang diisi dengan hidrogen akan mampu naik di udara. Balon udara panas adalah teknologi penerbangan pertama oleh manusia, ditemukan oleh Montgolfier bersaudara di Annonay, Perancis pada 1783. Peristiwa kebakaran pada suatu malam di benteng Gibraltar membuat Joseph berpikir akan kemungkinan pembakaran dari bara api dapat mengangkat sebuah benda. Dia percaya bahwa ada asap gas khusus yang menyebabkan hal itu terjadi. Dia menyebutnya gas tersebut adalah "Mongolfier gas".
Lewat hipotesis itu, dia membangun ruang
kotak berukuran 1 x 1 x 1,3 m dari kayu yang tipis. Lalu, sisi atasnya
ditutup dengan kain ringan. Di bagian bawah kotak, dia menyulut beberapa kertas. Ternyata, hasil pembakaran itu mengangkat balon perlahan. Hasil percobaan itu membuat mereka semakin bersemangat. Dua bersaudara itu mengumumkan pembuatan proyek besar. Yakni, balon udara raksasa yang
menampung beberapa orang. Balon itu berbentuk kain kabung dengan tiga
lapisan tipis di dalamnya. Balon tersebut mampu menampung 790 m¸ udara
dengan berat 225 kg.
2.3.2. Tipe Balon Udara
Tipe balon udara dibedakan atas dua macam yaitu:
a. Balon udara yang diisi dengan udara panas
Pada
jenis balon udara ini terdapat suatu pembakar yang berfungsi untuk
memanaskan udara dalam balon, sehingga udara dalam balon menjadi lebih
ringan dari udara luar sekitarnya.
b. Balon udara yang diisi dengan gas yang ringan
Gas yang biasanya digunakan adalah gas hidrogen dan gas helium. Gas hidrogen ringan namun mudah terbakar. Sedangkan gas helium tidak mudah terbakar.
2.3.3. Bagian Pada Balon Udara
Adapun Bagian – Bagian yang terdapat pada balon udara adalah sebagai berikut:
Balon udara secara garis besarnya mempunyai tiga bagian utama yaitu envelope, burner, dan basket.
a. Envelope
bentuknya berupa kantong berupa balon tempat udara dipanaskan. Envelope
ini biasanya terbuat dari bahan nilon dan diperkuat dengan panel-panel
yang di anyam. Karena nilon ini tidak tahan api, maka bagian bawah
envelope di lapisi dengan bahan anti api (skirt) seperti PVC.
b. Burner
merupakan alat yang berfungsi untuk memanaskan udara di dalam Envelope.
Burner di letakan di atas kepala penumpang dekat ke mulut envelope.
c. Basket atau keranjang merupakan tempat penumpang. Basket dibuat dari bahan yang ringan dan lentur.
2.4.Prinsip Kerja Balon Udara
Prinsip kerja pada balon yang diisi dengan udara panas dan balon yang diisi dengan gas ringan pada dasarnya sama, yaitu dengan membuat udara dalam balon lebih ringan atau memiliki massa jenis yang lebih kecil dari udara luar sekitar balon sehingga balon udara dapat naik (terbang). Sesuai dengan prinsip Archimedes “Gaya apung yang bekerja pada benda yang dimasukkan dalam fluida sama
dengan berat fluida yang dipindahkannya”. hal ini sejalan dengan udara
sebagai fluida dimana benda dapat terapung pada fluida , jika massa
jenisnya lebih kecil dari massa jenis fluida tersebut.
Semua
partikel udara di atmosfer ditarik oleh gaya gravitasi ke bawah. Namun
tekanan di udara menciptakan gaya ke atas yang bekerja berlawanan dengan
gravitasi. Menurut Munson
(2003:86) ”arah gaya apung yang merupakan gaya dari fluida terhadap
benda berlawanan arah terhadap yang ditunjukkan dalam diagram bebas”. Kumpulan udara membangun keseimbangan gaya gravitasi, dimana pada titik ini gravitasi tidak cukup kuat untuk menarik ke bawah sejumlah besar partikel. Tingkat tekanan ini adalah tertinggi pada permukaan bumi dimana udara pada tingkat ini dapat menahan beban di udara diatasnya, jika lebih berat berarti lebih besar gaya gravitasi ke bawah. Tapi gaya apung ini adalah lemah dibandingkan dengan gaya gravitasi, hanya sekuat berat udara yang dipindahkan oleh suatu benda. Jelas, sebagian besar benda padat apa pun akan menjadi lebih berat daripada udara yang dipindahkan, sehingga gaya apung tidak bergerak sama sekali. Gaya apung hanya dapat memindahkan hal-hal yang lebih ringan daripada udara di sekitarnya.
Untuk membuat benda mengapung di udara, maka berat balon dan muatannya harus lebih ringan dari yang ada di udara sekitarnya, yaitu dengan mengisi balon dengan udara yang tidak terlalu padat daripada udara sekitarnya, semisal dengan mengisi balon udara dengan gas hidrogen atau gas helium yang memiliki massa jenis lebih kecil dari udara (Massa jenis helium = 0,1786 Kg/m3, udara=1,29 kg/m3). Karena udara dalam balon memiliki kurang massa per unit volume daripada udara di atmosfer yang membuatnya lebih ringan sehingga gaya apung akan mengangkat balon ke atas.
Untuk Balon yang diisi dengan udara panas, prinsip yang digunakan pun sama, jika ingin mengubah kondisi udara di dalam balon, dapat dikurangi kepadatannya, sekaligus menjaga tekanan udara agar tetap sama dengan pemanasan udara secara terus-menerus. Kekuatan tekanan udara pada objek tergantung pada seberapa sering berbenturan
dengan partikel-partikel udara objek, serta gaya masing-masing
tabrakan. Kita melihat bahwa secara keseluruhan kita dapat meningkatkan
tekanan dalam dua cara:
1. Meningkatkan jumlah partikel udara sehingga ada sejumlah besar partikel berdampak atas luas permukaan tertentu.
2. Meningkatkan kecepatan partikel sehingga partikel menghantam daerah lebih sering dan setiap partikel bertabrakan dengan kekuatan yang lebih besar.
Pada
balon udara yang diisi dengan udara panas, agar balon udara dapat
terbang maka di dalam envelope dipanaskan dengan burner dengan
temperatur sekitar 100oC. Udara panas ini akan terperangkap di dalam envelope. Karena udara panas memiliki massa jenis yang lebih kecil daripada udara biasa, maka membuatnya lebih ringan sehingga balon udara pun akan bergerak naik di dorong oleh udara yang bertekanan lebih kuat.
Untuk
mendarat, udara didinginkan dengan cara mengecilkan burner. Udara yang
mulai mendingin di dalam envelope membuat balon bergerak turun.
Untuk mempercepatnya, pilot akan membuka katup parasut (parachute
valve) sehingga udara di dalam envelope lebih cepat dingin. Sedangkan
pada balon yang berisi gas ringan, terdapat kantung-kantung pasir yang diikatkan ditepian keranjang. Ketika balon udara ingin terbang tinggi, maka kantung-kantung pasir tersebut dibuang di udara, namun ketika balon udara ingin diturunkan maka gas pada balon udara dibuang.
Karena balon udara hanya bisa naik dan turun (bergerak secara vertikal) tentu kita
berpikir bagaimana cara balon udara berpindah dari satu lokasi ke
lokasi lain (bergerak secara horizontal). Pilot memanfaatkan hembusan angin untuk bergerak secara horizontal. Karena angin bertiup berbeda arahnya pada setiap ketinggian tertentu. Perbedaan arah tiupan angin inilah yang dimanfaatkan oleh pilot untuk mengendalikan balon udara dari satu lokasi ke lokasi yang diinginkan .
1 comment
bermanfaat bgt.... toplah!!!
Posting Komentar